Sabtu, 18 Januari 2014

Waspada! Sering Lapar, Haus, dan Pipis Bisa Jadi Gejala Diabetes


Tahun 2013, di Indonesia ada 8,5 juta orang penyandang diabetes. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara nomor tujuh dengan jumlah diabetesi terbanyak di dunia. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 5,7 persen penduduk Indonesia terkena diabetes tapi 70 persennya tidak terdiagnosis.

Menurut Ketua PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia) Prof Sidhartawan Soegondo MD, PhD, FACE, banyaknya kasus diabetes yang tidak terdiagnosis disebabkan gejala yang dianggap tidak ada. Padahal, jika seseorang banyak buang air kecil, banyak makan, dan banyak minum, itu sudah menjadi gejala dan sebaiknya ke dokter.

"Ini dipikir makannya bisa enak, minum banyak karena haus nggak apa-apa, terus buang air terus malah dianggap bagus, jadi nggak ke dokter. Malah waktu nggak bisa buang air kecil baru ke dokter," kata Prof Sidhartawan di sela-sela acara 'Global Diabetes Forum' di Sheraton Hotel, Kuta, Bali, Sabtu (18/1/2014).

Hal serupa juga disampaikan Elected President International Diabetic Federation (IDF) dr Saukhat M Sadikot. Ia mengatakan masih tingginya undiagnosed diabetes di Indonesia dan dunia (mencapai jumlah 50 persen) Tidak terdiagnosa karena kepedulian orang-orang terhadap diabetes masih kurang sehingga orang tidak terlalu memahaminya.

"Misalnya saja di India, di mal itu ada pengukuran lingkar pinggang, laki-laki maksimal 90 cm dan perempuan 80 cm. Kalau lebih tinggi dari itu, tendensi untuk terkena diabetes dan gangguan jantungnya lebih tinggi dan patut mendapat perhatian," papar dr Sadikot.

Ia menambahkan, jumlah penderita diabetes angkanya makin buruk. Tahun 2011, setiap tujuh detik satu orang meninggal karena diabetes dan komplikasinya. Namun, meski sudah diberi terapi obat, ada kemajuan teknologi, kasusnya tidak membaik dan justru setiap enam detik satu orang meninggal dunia.

Global Diabetes Forum merupakan forum diabetes pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang diselenggarakan atas kerjasama PERSADIA, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dan PT Kalbe Farma Tbk. Melalui forum ini baik dr Sadikot ataupun prof Sidhartawan berharap masyarakat bisa lebih peduli lagi terhadap diabetes, mempromosikan gaya hidup sehat, serta mengurangi risiko terkena diabetes.

"Peserta di forum ini adalah anggota-anggota IDF dari negara-negara ASEAN dan luar ASEAN seperti Srilanka dan Mongolia. Kami bekerjasama dengan IDF dan Persadia untuk tetap memberi edukasi pada masyarakat supaya lebih peduli dengan diabetes," kata Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar