BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Maha
besar dan puji tuhan yang telah menciptakan manusia dengan keistimewaan
tersendiri berbeda dengan makhluk lainnya. Dengan keistimewaannya itu manusia
diharapkan hidup bahagia di dunia dan di akhirat sesuai dengan tujuan
penciptaannya, bab pertama merupakan pendahuluan dari keseluruhan makalah ini
meninjau hakikat manusia dengan berbagai keistimewaan itu dalam konteks budaya
dan kehidupan masyarakat yang berkembang.
Istilah pertumbuhan dan perkembangan dalam dunia psikologi dan
pendidikan selalu mempunyai kaitan yang erat sekali. Istilah ini sering
digunakan secara bergantian namun sebenarnya keduanya mempunyai pengertian yang
berbeda. Tumbuh memang berbeda dengan berkembang. Suatu yang tumbuh adalah
suatu yang bersifat materil dan kuantitatif, sedangkan berkembang adalah suatu
yang bersifat fungsional dan kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” sering
digunakan seseorang, kedua istilah itu digunakan secara silih berganti dengan
maksud yang sama. Tetapi istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda dan
perbedaan itu masih jarang diperhatikan. Menurut Drs. E. Usman Effendi dan Drs.
Juhaya S. Praja mengatakan bahwa “pertumbuhan” diartikan suatu penambahan dalam
ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensi daripada tubuh serta
bagian-bagiannya. Sedangkan “perkembangan” dimaksudkan untuk menunjukkan perubahan perubahan dalam bentuk/bagian tubuh dan integrasi perbagai bagianya kedalam suatu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Menurut Prof. Dr. F. J. Monks, prof. Dr. A. M. P. Knoers, dan Dr. Siti Rahayu Haditono menjelaskan bahwa pengertian perkembangan menunjukkan
suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu
saja dapat diulang kembali seperti suatu pertunjukan sandiwara.
Berdasaarkan pendapat diatas maka dapat di ambil suatu
pengertian bahwa pertumbuhan dan perkembangan mengandung pengertian adanya
perubahan dan pertambahan yang terjadi dalam tubuh manusia, yaitu pertumbuhan
dimaksudkan suatu perubahan-perubahan secara
kuantitatif yang berhubungan dengan fisik, misalnya: perubahan
kecil menjadi besar, perubahan pendek menjadi panjang atau tinggi. Sedangkan
yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan-perubahan yang bersifat
kualitatif yang berkaitan dengan fungsi-fungsi psikis (kejiwaan) dan fisik
(organ tubuh). Fugsi-fungsi fisik dan psikis ini mengadakan perubahan yang
sifatnya sederhana menjadi lebih sempurna.
Perkembangan fungsi ini dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian:
1. Perkembangan Fungsi Struktual
Di dalam organisme manusia yang sangat kompleks
kiranya sulit diadakan pembedaan antara aspek dan manifestasinya sebagaimana
kita ketahui adanya saling berhubungan dan saling bergantungan, yaitu mengenai
gejala pertumbuhan fisik kita mengetahui adanya aspek perubahan yaitu
pertumbuahn dan kematanngan. Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa
pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif pada tubuh karena
bertambahnya umur. Sedangkan kematangan adalah sempurnanya pertumbuhan dan
perkembangan didalam organisme atau juga disebut waktu matang.
Pertumbuhan dan kematangan merupakan dua aspek
perkembangan fisik yang berlainan, namun antara keduanya tidak dapat
dipisahkan. Itulah sebabnya pertumbuhan juga mempunyai aspek kualintatif.
2. Perkembangan Fungsional
Berfungsinya sesuatu orang dimulai pada waktu
strukturnya cukup unutuk berkembang dan berfungsi, perkembangan fungsional
terjadi lewat proses belajar, misalnya perkembangan intelegensinya,
ketrampilanya berbicara, dan mengadakan komunikasi dengan lingkunganya, proses
belajar merupakan perubahan berkat adanya pengalaman yang diperoleh seseorang,
yaitu sebagai hasil interaksinya dengan dunia sekitarnya.
3. Perkembangan Kepribadian
Teori psikonalia mengenai perkembangan kpribadian
berlandasakan dua premis. Pertama, premis bahwa kepribadian individu dibentuk
oleh berbagai jenis pengalaman masa kanak kanak awal. Kedua, energi libido ada sejak awal, dan kemudian berkembang
melalui serangkaian tahapan psikoseksual yang bersumber pada proses-proses
naluriyah organisme.
B.
Gejala Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah pertumbuhan dan perkembangan dalam dunia
psikologi dan pendidikan selalu mempunyai kaitan yang erat sekali. Istilah ini
sering digunakan secara bergantian namun sebenarnya keduanya mempunyai
pengertian yang berbeda. Tumbuh memang berbeda dengan berkembang. Sesuatu yang
tumbuh adalah sesuatu yang bersifat material dan kuantitatif, sedangkan
berkembang adalah suatu yang bersifat fungsional dan kualitatif.
Pada diri seorang anak gejala pertumbuhan dan
perkembangan selalu menyatu dalam proses pendidikan atau proses belajar yang
dialami anak. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat kemampuan, keinginan serta
kejenuhan yang menjadi lingkatan bagi kegiatan belajar dan tentunya akan
berpengaruh pada hasil belajar itu sendiri.
1.
Gejala Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
pada anak yang sehat dalam passage (peredaran waktu) tertentu.
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambah
panjangnya badan anak, tubuh bertambah berat, tulang-tulang jadi lebih besar,
panjang, berat, kuat, perubahan dalam system persyarafan dan
perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah lainnya. Dengan begitu, pertumbuhan
bisa disebutkan pula sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.
Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu
mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Umpama saja, pertumbuhan alat-alat kelamin
berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, tapi mengalami mengalami
percepatan pada masa pubertas.
Sebaliknya, pertumbuhan susunan syaraf pusat
berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak, kemudian menjadi menjadi lambat
pada akhir masa kanak-kanak dan relative berhenti pada masa pubertas.
Perbedaan kecepatan tumbuh dari masing-masing bagian
tubuh mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam keseluruhan proporsi tubuh dan
juga menimbulkan perbedaan dalam fungsinya. Misalnya, kepala seorang bayi
relative lebih besar sedangkan kaki dan tangannya relative pendek jika
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada orang dewasa, perbandingan badan dan
anggota badan hampir sama panjangnya. Selain itu, pertumbuhan dari penglihatan
atau mata lebih cepat daripada pertumbuhan otot-otot tangan dan kaki.
Disadari bahwa gejala pertumbuhan yang mempunyai
kaitan erat dengan perkembangan sangat berarti bagi proses belajar yang akan
dialami seorang anak. Dalam kajian teoritis maka gejala pertumbuhan yang
dicerminkan dengan perkembangan jiwa seorang disestematisasikan pada
pengelompokan usia sebagai berikut :
a. Masa Kanak kanak yaitu sejak lahir sampai 05.00
b. Masa Anak yaitu umur 06.00 sampai 12.00
c. Masa Puberitas yaitu masa 13.00 sampai kl. 18.00 bagi
anak putri dan sampai umur 22.00 bagi anak putera.
d. Masa Adolesen sebagai masa transisi kemasa dewasa.
Adapun fungsi fungsi kepribadian manusia yang
berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan ini semuanya menyatu
sebagai proses perkembangan yakni :
a. Fungsi motorik pada bagian tubuh
b. Fungsi sensoris pada alat alat indra
c. Fungsi neurotik pada sistem saraf
d. Fungsi seksual pada bagian bagian tubuh yang erotis
e. Fungsi pernapasan pada alat pernapasan
f. Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat nadi
g. Fungsi pencernaan makanan pada alat pencernaan.
Gejala
pertumbuhan anak manusia telah banyak dikaji sebagai landasan teoritis para
ahli untuk menerapkan sistem pendidikan dan pembelajaran bagi seorang anak.
Dari beberapa kajian tersebut disimpulkan bahwa hukum yang mengatur pertumbuhan
adalah sebagai berikut :
a.
Pertumbuhan
adalah kualitatif dan kuantitatif
b. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang
berkesinambungan dan teratur
c. Tempo pertumbuhan anak adalah tidak sama
d. Taraf perkembangan berbagai aspek pertumbuhan adalah
berbeda-beda
e. Kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi
oleh kondisi-kondisi di dalam dan di luar badan
f. Masing-masing individu tumbuh menurut caranya sendiri
yang unik
g.
Pertumbuhan
adalah kompleks, dan semua aspek-aspeknya saling berhubungan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organis ini, yaitu :
a.
Faktor-faktor
sebelum lahir
Misalnya kekurangan nutrisia pada Ibu dan janin, janin
terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh
bakteri syphilis, diabetes mellitus dan lain-lain.
b. Faktor ketika lahir
Misalnya intracranial haemorrahage atau
pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim
Ibu sewaktu ia dilahirkan.
c.
Faktor
sesudah lahir
Misalnya kepala bagian dalam terluka karena bayi
jatuh, kepala terpukul, kekurangan nutrisia atau zat makanan dan gizi.
d. Faktor psikologis
Misalnya bayi ditinggalkan oleh kedua orangtuanya,
anak-anak dititipkan dalam suatu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim
piatu, dan lain-lain), sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perawatan
jasmaniah dan cinta kasih. Anak-anak tersebut mengalami innanitie psikis (kehampaan
psikis) sehingga mengakibatkan recardasi atau kelambatan pertumbuhan
pada semua fungsi jasmaniah. Selain itu hambatan fungsi rohaniah terutama
sekali pada perkembangan intelegensi dan emosi.
2.
Gejala
Perkembangan
Perkembangan
ialah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan
proses belajar dalam passage waktu tertentu menuju kedewasaan.
Setiap
gejala perkembangan anak merupakan produk dari kerjasama dan pengaruh timbal
balik antara potensialitas hereditas dengan factor-faktor lingkungan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu :
·
Faktor
herediter (bawaan sejak lahir)
·
Faktor
lingkungan yang menguntungkan atau yang merugikan
·
Kematangan
fungsi-fungsi organis dan psikis
·
Aktivitas
anak sebagai subjek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau
menyetujui serta usaha membangun diri sendiri.
Perkembangan
tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan dimana keduanya saling mempengaruhi.
Kematangan fungsi jasmaniah sangat besar pengaruhnya pada perubahan fungsi
kejiwaan.
Sementara
itu fungsi fungsi yang berkembang dalam aspek kejiwaan secara kualitatif tampak
dalam sifat kejiwaan sebagai berikut ini :
a. Fungsi perhatian
b. Fungsi pengamatan
c. Fungsi tanggapan
d. Fungsi ingatan
e. Fungsi fantasi
f. Fungsi pikiran
g. Fungsi perasaan
h. Fungsi kemauan
Dalam prosesnya perkembangan tidak dapat dipisahkan
dengan pertumbuhan dimana keduanya saling mempengaruhi dan saling memiliki
kekuatan untuk membentuk pola pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan fungsi
jasmaniah sangat besar pengaruhnya pada perubahan fungsi kejiwaan. Untuk itu
hukum hukum perkembangan yang harus diperhatikan disini adalah sebagai berikut
:
a. Perkembangan adalah kualitatif
b. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil
dari belajar
c. Usia ikut mempengaruhi perkembangan
d. Masing masing individu mempunyai tempo perkembangan
yang berbeda beda
e. Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap species
perkembangan individu mengikuti pola umum yang sama.
f. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan
lingkungan.
g. Perkembangan yang lambat dapat dipercepat.
h. Perkembangan meliputi individuasi dan integrasi
Gejala
pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi pertimbangan bagi pendidik untuk
memberikan bimbingan agar perkembangan anak menuju arah yang baik dan benar.
Adapun
syarat-syarat utama dalam melakukan bimbingan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan, diantaranya :
·
Pembinaan dilakukan dengan tanggung jawab, yakni dilakukan oleh orang
tua kemudian dilakukan guru, baru diserahkan pada formal masyarakat yang ada
disekelilingnya. Pembinaan harus didasarkan pada sifat dasar anak dengan
memahami tata cara pendidikan dan pembinaan.
·
Pembinaan
harus dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang memadai
·
Pembinaan
harus memiliki ketentuan. Hal ini perlu untuk menata adanya sistematika materi
yang akan dipelajari, dikuasai, dan dimiliki oleh anak.
·
Pembinaan
harus menjadi perlindungan terhadap jiwa anak.
·
Pembinaan
harus mampu menjadi satu organisasi yang integrated antara Pembina, yang
dibina, penanggung jawab serta lingkungan pembinaan.
C. Perkembangan
Kemampuan Anak
Kemahiran seorang anak diiringi dengan seperangkat
vitalitas kehidupan apa itu jasmaniah, rohaniah maupun eksistensi. Jasmaniah
artinya seperangkat fisik yang mengalami pertumbuhan, maka harus dipupuk diberi
materi agar mampu bertahan hidup, sehat maka pendidikan jasmaniah diawali dari
konsep ini. Rohaniah adalah seperangkat fsikhis yang mengalami perkembangan,
maka harus dibina dan diberi bimbingan arah kehidupan agar mampu memiliki arti
kehidupan. Eksistensi artinya seperangkat nilai yang mengalami perobahan
keberadaan, maka harus dikembangkan dan diarahkan agar anak mempunyai satu
nilai sosial dalam lingkungannya.
Keluarga modern sadar bahwa anak anak mereka tidak
akan menikmati perkembangan akal yang sempurna yang merupakan pemberian Tuhan,
kecuali jika mereka mendapatkan pendidikan akal, dan jiwa mereka mendapat
kesempatan yang cukup di rumah, keluarga, sekolah dan masyarakat pada umumnya
untuk mengembangkan, menumbuhkan, dan menggarap kesediaan kesediaan, bakat
bakat, minat, dan kecakapan kecakapan intelektual anak anak tersebut.
Konsep psikologi tentang perkembangan anak tentunya
tidak hanya didasarkan pada eksistensi lingkungan orang tua satu satnya pemeran
pembentukan pribadi anak. Dalam hal ini, menurut pada ahli psikologi kognitif,
pendayagunaan kapasitas rana kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak
manusia itu mulai mendayagunakan kapasitan motor dan sensoriknya, hanya, cara
dan intensitas pendayagunaan kapasitas rana kognitif tersebut masih belum jelas
benar.
Psikolog
Swiss, Jean Piaget
membagi perkembangan kognisi menjadi beberapa stadium, artinya fungsi kognitif
pada umur yang berlainan dapat jelas dibedakan satu sama lain. Jadi, stadium
yang berurutan menunjukkan kemungkinan kognitif baru yang sebelumnya belum ada.
1.
Stadium Sensori-Motorik (0-2 tahun)
Piaget
berpendapat bahwa dalam perkembangan kognitif selama stadium sensori motorik
ini, intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi
stimulasi sensorik. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan konkrit
bukan tindakan imaginer atau hanya dibayangkan saja. Selain itu, pengalaman
kognitif anak didasarkan pada perlakuan panca indera. Perkembangan kognitif
tampak bila anak memiliki banyak pengalaman interaksi dengan lingkungannya.
Tahapan kemampuan pada stadium ini yang dapat dideteksi adalah kemampuan
mengenali dan mengingat. Maka disarankan pada orangtua, pada stadium ini lebih
banyak memberi pengalaman tambahan pada anak, pengulangan pengalaman dengan
mengingatkan anak.
2.
Stadium Pra-Operasional (2-7 tahun)
Cara berfikir pra-operasional sangat memusat (centralized). Ia akan
memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi saja dan mengabaikan
dimensi-dimensi yang lain.
Beberapa kecakapan baru yang penting adalah kemajuan yang sungguh pesat dalam
pengumpulan kosa-kata. Oleh karena itu, disarankan agar orangtua lebih banyak
berinteraksi dengan kata-kata yang semakin kaya. Di samping itu, pada stadium
ini, anak memiliki kemampuan meniru dan mampu mendayagunakan imajinasinya.
3.
Stadium Operasional Konkrit
(7-11 tahun)
Pada
stadium ini pengalaman kognitif anak berangsur dari dunia fantasi ke dunia
nyata, maka logis tidaknya satu keadaan telah menjadi pertimbangan tindakannya.
Pada
stadium ini disarankan untuk membimbing kreativitas, mengembangkan keterampilan
dan mendorong keberanian yang positif pada anak.
4.
Stadium Operasional Formal (mulai 11 tahun)
Pada
stadium ini pengalaman kognitif anak telah kaya dengan pengalaman baik bersifat
kongkrit maupun abstrak, memberanikan diri memilah mana yang logis dan mana
yang imajinatif. Perkembangan stadium ini harus lebih banyak mendapat
perhatian tentang kendali tindakan anak. Karena stadium ini beriringan dengan
fase pubertas.
Psikologi kognitif lebih mengarahkan pada adanya keterpaduan yang mampu memberikan
jembatan kepada perkembangan kognitif yaitu adanya kerjasama antara orangtua,
guru dan lingkungan.
Dan sebagai seorang guru tentulah lebih dahulu perlu diketahui siapa si
terdidik itu. Karena hal ini akan lebih bermanfaat, lebih efektif, efisien,
terarah dan hasilnya lebih memuaskan.
Hal ini dikarenakan, sebenarnya anak sejak lahir telah membawa kemampuan kemampuannya
sendiri, yang sedikit banyak berbeda dengan yang satu dengan lainnya.
D.
FAKTOR HEREDITAS DAN LINGKUNGAN
Pertumbuhan
anak sebelum lahir itu terutama dideterminir oleh potensi hereditasnya. Ketika
terjadi fertilisasi dan tercipta manusia baru terjadi penggabungan antara
kromosom dari pihak Ibu dan dari pihak ayah. Pada kromosom terdapat banyak
sekali (±20.000) faktor keturunan (gen). Karena faktor
keturunan ini, maka terdapat ciri-ciri khusus baik terlihat pada segi fisiknya,
segi fisiologis maupun karakterologis. Ketika tercipta manusia baru, maka ia
akan memperoleh factor-faktor yang diturunkan (genotip). Menurut para ahli, genotip
ini jumlahnya lebih dari 70 triliun. Karena itulah tidak akan ada 2 manusia
yang mempunyai genotip yang sama.
Dengan
demikian ketika terjadi konsepsi dan ketika dilahirkan merupakansuatu kerangka
yang memberi kemungkinan-kemungkinan yang merupakan potensi-potensi yang bisa
berkembang menjadi sesuatu ciri kepribadiannya.
Dalam pendekatan biologis terdapat satu aturan system yang memberikan pedoman
bagi Psikologi Pendidikan dimana anak dalam kelahiran dan pertumbuhan
telah diawali dari adanya garis keturunan yang tidak terpisah dengan
orangtuanya.
Namun, faktor keturunan saja tidak menentukan sesuatu tingkah laku melainkan
masih bergantung pada lingkungan tempat berada. Sebaliknya, lingkungan saja
tidak bisa distrukturkan sedemikian rupa sehingga diharapkan berkembang
melebihi kerangka genotip yang sebenar-benarnya dimiliki.
Tujuan memperkembangkan anak adalah memunculkan sesuatu yang secara genotip
adalah sebaik-baiknya untuk tujuan penyesuaian diri dan mempertahankan diri
dalam lingkungan hidupnya, termasuk kemampuan untuk memanfaatkan sumber-sumber
yang ada di lingkungan dan mengadakan hubungan-sosial yang serasi.
KESIMPULAN
Pertumbuhan ialah perubahan secara
fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam passage (peredaran waktu)
tertentu. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organis yaitu
faktor sebelum lahir, faktor ketika lahir, faktor setelah lahir dan faktor
psikologis.
Perkembangan ialah
perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan
proses belajar dalam passage waktu tertentu menuju kedewasaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu faktor herediter (bawaan
sejak lahir), faktor lingkungan yang menguntungkan atau yang merugikan,
kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis, dan aktivitas anak sebagai subjek
bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui serta
usaha membangun diri sendiri
DAFTAS PUSTAKA
Mardianto. Psikologi
Pendidikan. Medan : Perdana Publising, 2012
Sumadi
Suryabrata. Psikologi pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006
mantap blog ini makasih yakkk atas artikelnya
BalasHapus