Jumat, 19 Juli 2013

GEJALA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Maha besar dan puji tuhan yang telah menciptakan manusia dengan keistimewaan tersendiri berbeda dengan makhluk lainnya. Dengan keistimewaannya itu manusia diharapkan hidup bahagia di dunia dan di akhirat sesuai dengan tujuan penciptaannya, bab pertama merupakan pendahuluan dari keseluruhan makalah ini meninjau hakikat manusia dengan berbagai keistimewaan itu dalam konteks budaya dan kehidupan masyarakat yang berkembang.
Istilah pertumbuhan dan perkembangan dalam dunia psikologi dan pendidikan selalu mempunyai kaitan yang erat sekali. Istilah ini sering digunakan secara bergantian namun sebenarnya keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Tumbuh memang berbeda dengan berkembang. Suatu yang tumbuh adalah suatu yang bersifat materil dan kuantitatif, sedangkan berkembang adalah suatu yang bersifat fungsional dan kualitatif.















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” sering digunakan seseorang, kedua istilah itu digunakan secara silih berganti dengan maksud yang sama. Tetapi istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda dan perbedaan itu masih jarang diperhatikan. Menurut Drs. E. Usman Effendi dan Drs. Juhaya S. Praja mengatakan bahwa “pertumbuhan” diartikan suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensi daripada tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangkan “perkembangan” dimaksudkan untuk menunjukkan perubahan perubahan dalam bentuk/bagian tubuh dan integrasi perbagai bagianya kedalam suatu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Menurut Prof. Dr. F. J. Monks, prof. Dr. A. M. P. Knoers, dan Dr. Siti Rahayu Haditono menjelaskan bahwa pengertian perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali seperti suatu pertunjukan sandiwara.
Berdasaarkan pendapat diatas maka dapat di ambil suatu pengertian bahwa pertumbuhan dan perkembangan mengandung pengertian adanya perubahan dan pertambahan yang terjadi dalam tubuh manusia, yaitu pertumbuhan dimaksudkan suatu perubahan-perubahan secara kuantitatif yang berhubungan dengan fisik, misalnya: perubahan kecil menjadi besar, perubahan pendek menjadi panjang atau tinggi. Sedangkan yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif yang berkaitan dengan fungsi-fungsi psikis (kejiwaan) dan fisik (organ tubuh). Fugsi-fungsi fisik dan psikis ini mengadakan perubahan yang sifatnya sederhana menjadi lebih sempurna.
Perkembangan fungsi ini dapat dibedakan menjadi beberapa bagian:
1.      Perkembangan Fungsi Struktual
Di dalam organisme manusia yang sangat kompleks kiranya sulit diadakan pembedaan antara aspek dan manifestasinya sebagaimana kita ketahui adanya saling berhubungan dan saling bergantungan, yaitu mengenai gejala pertumbuhan fisik kita mengetahui adanya aspek perubahan yaitu pertumbuahn dan kematanngan. Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif pada tubuh karena bertambahnya umur. Sedangkan kematangan adalah sempurnanya pertumbuhan dan perkembangan didalam organisme atau juga disebut waktu matang.
Pertumbuhan dan kematangan merupakan dua aspek perkembangan fisik yang berlainan, namun antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Itulah sebabnya pertumbuhan juga mempunyai aspek kualintatif.
2.      Perkembangan Fungsional
Berfungsinya sesuatu orang dimulai pada waktu strukturnya cukup unutuk berkembang dan berfungsi, perkembangan fungsional terjadi lewat proses belajar, misalnya perkembangan intelegensinya, ketrampilanya berbicara, dan mengadakan komunikasi dengan lingkunganya, proses belajar merupakan perubahan berkat adanya pengalaman yang diperoleh seseorang, yaitu sebagai hasil interaksinya dengan dunia sekitarnya.
3.      Perkembangan Kepribadian
Teori psikonalia mengenai perkembangan kpribadian berlandasakan dua premis. Pertama, premis bahwa kepribadian individu dibentuk oleh berbagai jenis pengalaman masa kanak kanak awal. Kedua, energi libido ada sejak awal, dan kemudian berkembang melalui serangkaian tahapan psikoseksual yang bersumber pada proses-proses naluriyah organisme.

B.     Gejala Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah pertumbuhan dan perkembangan dalam dunia psikologi dan pendidikan selalu mempunyai kaitan yang erat sekali. Istilah ini sering digunakan secara bergantian namun sebenarnya keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Tumbuh memang berbeda dengan berkembang. Sesuatu yang tumbuh adalah sesuatu yang bersifat material dan kuantitatif, sedangkan berkembang adalah suatu yang bersifat fungsional dan kualitatif.
Pada diri seorang anak gejala pertumbuhan dan perkembangan selalu menyatu dalam proses pendidikan atau proses belajar yang dialami anak. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat kemampuan, keinginan serta kejenuhan yang menjadi lingkatan bagi kegiatan belajar dan tentunya akan berpengaruh pada hasil belajar itu sendiri.

1.      Gejala Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam passage (peredaran waktu) tertentu.
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambah panjangnya badan anak, tubuh bertambah berat, tulang-tulang jadi lebih besar, panjang, berat, kuat, perubahan dalam system persyarafan dan perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah lainnya. Dengan begitu, pertumbuhan bisa disebutkan pula sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.
Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Umpama saja, pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, tapi mengalami mengalami percepatan pada masa pubertas.
Sebaliknya, pertumbuhan susunan syaraf  pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak, kemudian menjadi menjadi lambat pada akhir masa kanak-kanak dan relative berhenti pada masa pubertas.
Perbedaan kecepatan tumbuh dari masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbulkan perbedaan dalam fungsinya. Misalnya, kepala seorang bayi relative lebih besar sedangkan kaki dan tangannya relative pendek jika dibandingkan dengan orang dewasa. Pada orang dewasa, perbandingan badan dan anggota badan hampir sama panjangnya. Selain itu, pertumbuhan dari penglihatan atau mata lebih cepat daripada pertumbuhan otot-otot tangan dan kaki.
Disadari bahwa gejala pertumbuhan yang mempunyai kaitan erat dengan perkembangan sangat berarti bagi proses belajar yang akan dialami seorang anak. Dalam kajian teoritis maka gejala pertumbuhan yang dicerminkan dengan perkembangan jiwa seorang disestematisasikan pada pengelompokan usia sebagai berikut :
a.       Masa Kanak kanak yaitu sejak lahir sampai 05.00
b.      Masa Anak yaitu umur 06.00 sampai 12.00
c.       Masa Puberitas yaitu masa 13.00 sampai kl. 18.00 bagi anak putri dan sampai umur 22.00 bagi anak putera.
d.      Masa Adolesen sebagai masa transisi kemasa dewasa.
Adapun fungsi fungsi kepribadian manusia yang berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan ini semuanya menyatu sebagai proses perkembangan yakni :
a.       Fungsi motorik pada bagian tubuh
b.      Fungsi sensoris pada alat alat indra
c.       Fungsi neurotik pada sistem saraf
d.      Fungsi seksual pada bagian bagian tubuh yang erotis
e.       Fungsi pernapasan pada alat pernapasan
f.       Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat nadi
g.      Fungsi pencernaan makanan pada alat pencernaan.
Gejala pertumbuhan anak manusia telah banyak dikaji sebagai landasan teoritis para ahli untuk menerapkan sistem pendidikan dan pembelajaran bagi seorang anak. Dari beberapa kajian tersebut disimpulkan bahwa hukum yang mengatur pertumbuhan adalah sebagai berikut :
a.       Pertumbuhan adalah kualitatif dan kuantitatif
b.      Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan teratur
c.       Tempo pertumbuhan anak adalah tidak sama
d.      Taraf perkembangan berbagai aspek pertumbuhan adalah berbeda-beda
e.       Kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh kondisi-kondisi di dalam dan di luar badan
f.       Masing-masing individu tumbuh menurut caranya sendiri yang unik
g.      Pertumbuhan adalah kompleks, dan semua aspek-aspeknya saling berhubungan.

      Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organis ini, yaitu :
a.       Faktor-faktor sebelum lahir
Misalnya kekurangan nutrisia pada Ibu dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri syphilis, diabetes mellitus dan lain-lain.
b.      Faktor ketika lahir
Misalnya intracranial haemorrahage atau pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim Ibu sewaktu ia dilahirkan.

c.       Faktor sesudah lahir
Misalnya kepala bagian dalam terluka karena bayi jatuh, kepala terpukul, kekurangan nutrisia atau zat makanan dan gizi.
d.      Faktor psikologis
Misalnya bayi ditinggalkan oleh kedua orangtuanya, anak-anak dititipkan dalam suatu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, dan lain-lain), sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perawatan jasmaniah dan cinta kasih. Anak-anak tersebut mengalami innanitie psikis (kehampaan psikis) sehingga mengakibatkan recardasi atau kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah. Selain itu hambatan fungsi rohaniah terutama sekali pada perkembangan intelegensi dan emosi.

2.      Gejala Perkembangan

Perkembangan ialah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu menuju kedewasaan.
Setiap gejala perkembangan anak merupakan produk dari kerjasama dan pengaruh timbal balik antara potensialitas hereditas dengan factor-faktor lingkungan.
      Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu :
·         Faktor herediter (bawaan sejak lahir)
·          Faktor lingkungan yang menguntungkan atau yang merugikan
·         Kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis
·         Aktivitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui serta usaha membangun diri sendiri.

Perkembangan tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan dimana keduanya saling mempengaruhi. Kematangan fungsi jasmaniah sangat besar pengaruhnya pada perubahan fungsi kejiwaan.
Sementara itu fungsi fungsi yang berkembang dalam aspek kejiwaan secara kualitatif tampak dalam sifat kejiwaan sebagai berikut ini :
a.       Fungsi perhatian
b.      Fungsi pengamatan
c.       Fungsi tanggapan
d.      Fungsi ingatan
e.       Fungsi fantasi
f.       Fungsi pikiran
g.      Fungsi perasaan
h.      Fungsi kemauan
Dalam prosesnya perkembangan tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan dimana keduanya saling mempengaruhi dan saling memiliki kekuatan untuk membentuk pola pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan fungsi jasmaniah sangat besar pengaruhnya pada perubahan fungsi kejiwaan. Untuk itu hukum hukum perkembangan yang harus diperhatikan disini adalah sebagai berikut :
a.       Perkembangan adalah kualitatif
b.      Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil dari belajar
c.       Usia ikut mempengaruhi perkembangan
d.      Masing masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda beda
e.       Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap species perkembangan individu mengikuti pola umum yang sama.
f.       Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan.
g.      Perkembangan yang lambat dapat dipercepat.
h.      Perkembangan meliputi individuasi dan integrasi
Gejala pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi pertimbangan bagi pendidik untuk memberikan bimbingan agar perkembangan anak menuju arah yang baik dan benar.
Adapun syarat-syarat utama dalam melakukan bimbingan terhadap pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya :
·         Pembinaan dilakukan dengan tanggung jawab, yakni dilakukan oleh orang tua kemudian dilakukan guru, baru diserahkan pada formal masyarakat yang ada disekelilingnya. Pembinaan harus didasarkan pada sifat dasar anak dengan memahami tata cara pendidikan dan pembinaan.
·         Pembinaan harus dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang memadai
·         Pembinaan harus memiliki ketentuan. Hal ini perlu untuk menata adanya sistematika materi yang akan dipelajari, dikuasai, dan dimiliki oleh anak.
·         Pembinaan harus menjadi perlindungan terhadap jiwa anak.
·         Pembinaan harus mampu menjadi satu organisasi yang integrated antara Pembina, yang dibina, penanggung jawab serta lingkungan pembinaan.

C.   Perkembangan Kemampuan Anak
Kemahiran seorang anak diiringi dengan seperangkat vitalitas kehidupan apa itu jasmaniah, rohaniah maupun eksistensi. Jasmaniah artinya seperangkat fisik yang mengalami pertumbuhan, maka harus dipupuk diberi materi agar mampu bertahan hidup, sehat maka pendidikan jasmaniah diawali dari konsep ini. Rohaniah adalah seperangkat fsikhis yang mengalami perkembangan, maka harus dibina dan diberi bimbingan arah kehidupan agar mampu memiliki arti kehidupan. Eksistensi artinya seperangkat nilai yang mengalami perobahan keberadaan, maka harus dikembangkan dan diarahkan agar anak mempunyai satu nilai sosial dalam lingkungannya.
Keluarga modern sadar bahwa anak anak mereka tidak akan menikmati perkembangan akal yang sempurna yang merupakan pemberian Tuhan, kecuali jika mereka mendapatkan pendidikan akal, dan jiwa mereka mendapat kesempatan yang cukup di rumah, keluarga, sekolah dan masyarakat pada umumnya untuk mengembangkan, menumbuhkan, dan menggarap kesediaan kesediaan, bakat bakat, minat, dan kecakapan kecakapan intelektual anak anak tersebut.
Konsep psikologi tentang perkembangan anak tentunya tidak hanya didasarkan pada eksistensi lingkungan orang tua satu satnya pemeran pembentukan pribadi anak. Dalam hal ini, menurut pada ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas rana kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendayagunakan kapasitan motor dan sensoriknya, hanya, cara dan intensitas pendayagunaan kapasitas rana kognitif tersebut masih belum jelas benar.
Psikolog Swiss, Jean Piaget membagi perkembangan kognisi menjadi beberapa stadium, artinya fungsi kognitif pada umur yang berlainan dapat jelas dibedakan satu sama lain. Jadi, stadium yang berurutan menunjukkan kemungkinan kognitif baru yang sebelumnya belum ada.

1.        Stadium Sensori-Motorik (0-2 tahun)
Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan kognitif selama stadium sensori motorik ini, intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan konkrit bukan tindakan imaginer atau hanya dibayangkan saja. Selain itu, pengalaman kognitif anak didasarkan pada perlakuan panca indera. Perkembangan kognitif tampak bila anak memiliki banyak pengalaman interaksi dengan lingkungannya.
      Tahapan kemampuan pada stadium ini yang dapat dideteksi adalah kemampuan mengenali dan mengingat. Maka disarankan pada orangtua, pada stadium ini lebih banyak memberi pengalaman tambahan pada anak, pengulangan pengalaman dengan mengingatkan anak.
2.      Stadium Pra-Operasional (2-7 tahun)
      Cara berfikir pra-operasional sangat memusat (centralized). Ia akan memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi saja dan mengabaikan dimensi-dimensi yang lain.
      Beberapa kecakapan baru yang penting adalah kemajuan yang sungguh pesat dalam pengumpulan kosa-kata. Oleh karena itu, disarankan agar orangtua lebih banyak berinteraksi dengan kata-kata yang semakin kaya. Di samping itu, pada stadium ini, anak memiliki kemampuan meniru dan mampu mendayagunakan imajinasinya.
3.       Stadium Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Pada stadium ini pengalaman kognitif anak berangsur dari dunia fantasi ke dunia nyata, maka logis tidaknya satu keadaan telah menjadi pertimbangan tindakannya.
Pada stadium ini disarankan untuk membimbing kreativitas, mengembangkan keterampilan dan mendorong keberanian yang positif pada anak.
4.      Stadium Operasional Formal (mulai 11 tahun)
Pada stadium ini pengalaman kognitif anak telah kaya dengan pengalaman baik bersifat kongkrit maupun abstrak, memberanikan diri memilah mana yang logis dan mana yang imajinatif. Perkembangan stadium ini harus lebih banyak mendapat perhatian tentang kendali tindakan anak. Karena stadium ini beriringan dengan fase pubertas.
      Psikologi kognitif lebih mengarahkan pada adanya keterpaduan yang mampu memberikan jembatan kepada perkembangan kognitif yaitu adanya kerjasama antara orangtua, guru dan lingkungan.
      Dan sebagai seorang guru tentulah lebih dahulu perlu diketahui siapa si terdidik itu. Karena hal ini akan lebih bermanfaat, lebih efektif, efisien, terarah dan hasilnya lebih memuaskan.
     Hal ini dikarenakan, sebenarnya anak sejak lahir telah membawa kemampuan kemampuannya sendiri, yang sedikit banyak berbeda dengan yang satu dengan lainnya.

D.     FAKTOR HEREDITAS DAN LINGKUNGAN
Pertumbuhan anak sebelum lahir itu terutama dideterminir oleh potensi hereditasnya. Ketika terjadi fertilisasi dan tercipta manusia baru terjadi penggabungan antara kromosom dari pihak Ibu dan dari pihak ayah. Pada kromosom terdapat banyak sekali (±20.000) faktor keturunan (gen). Karena faktor keturunan ini, maka terdapat ciri-ciri khusus baik terlihat pada segi fisiknya, segi fisiologis maupun karakterologis. Ketika tercipta manusia baru, maka ia akan memperoleh factor-faktor yang diturunkan (genotip). Menurut para ahli, genotip ini jumlahnya lebih dari 70 triliun. Karena itulah tidak akan ada 2 manusia yang mempunyai genotip yang sama.
Dengan demikian ketika terjadi konsepsi dan ketika dilahirkan merupakansuatu kerangka yang memberi kemungkinan-kemungkinan yang merupakan potensi-potensi yang bisa berkembang menjadi sesuatu ciri kepribadiannya.
      Dalam pendekatan biologis terdapat satu aturan system yang memberikan pedoman bagi Psikologi Pendidikan dimana anak dalam kelahiran dan pertumbuhan telah diawali dari adanya garis keturunan yang tidak terpisah dengan orangtuanya.
      Namun, faktor keturunan saja tidak menentukan sesuatu tingkah laku melainkan masih bergantung pada lingkungan tempat berada. Sebaliknya, lingkungan saja tidak bisa distrukturkan sedemikian rupa sehingga diharapkan berkembang melebihi kerangka genotip yang sebenar-benarnya dimiliki.
      Tujuan memperkembangkan anak adalah memunculkan sesuatu yang secara genotip adalah sebaik-baiknya untuk tujuan penyesuaian diri dan mempertahankan diri dalam lingkungan hidupnya, termasuk kemampuan untuk memanfaatkan sumber-sumber yang ada di lingkungan dan mengadakan hubungan-sosial yang serasi.





KESIMPULAN
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam passage (peredaran waktu) tertentu. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organis yaitu faktor sebelum lahir, faktor ketika lahir, faktor setelah lahir dan faktor psikologis.
      Perkembangan ialah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu menuju kedewasaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu faktor herediter (bawaan sejak lahir), faktor lingkungan yang menguntungkan atau yang merugikan, kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis, dan aktivitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui serta usaha membangun diri sendiri
















DAFTAS PUSTAKA
Mardianto. Psikologi Pendidikan. Medan : Perdana Publising, 2012
Sumadi Suryabrata. Psikologi pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006



1 komentar: